"I've always believed in numbers. In the equations and logics that lead to reason; but after a lifetime of such pursuits I ask, what truly is logic? Who decides reason? My quest has take me through the physical, the metaphysical, the delusional and back, and I have made the most important discovery of my career... the most important discovery of my life. It is only in the mysterious equations of love that any logical reasons can be found." -John Nash-

Kamis, 31 Maret 2011

John Nash

                Tahukah kamu tentang seseorang yang bernama John Nash? Jangan bilang kamu tahunya dia hanyalah tokoh fiksi dari film “A Beautiful Mind”, karena sebenarnya orang ini benar-benar ada. Beliau insprirasi kami dalam membuat blog ini. Kami terinspirasi oleh John Nash karena ia adalah seorang ahli matematika jenius yang mempunyai logika yang kuat.
                John Forbes Nash lahir di Bluefield,Virginia Barat pada tanggal 13 Juni 1928. Dia hidup dalam keluarga yang penuh kasih sayang yang mengembangkan kejeniusannya. Dari kecil, sudah terlihat kejeniusannya, dan dia bukan anak seperti kebanyakan yang suka bermain berkelompok, dia lebih suka bermain sendiri. Karena kejeniusannya [ada bidang matematika, beliau akhirnya menjadi dosen di Princeton University. Prestasi besarnya selama waktu beliau di Princeton adalah mengembangkan teori "Nash Equilibrium". Pada februari 1957, ia menikahi Alicia Larde yang adalah muridnya.
                Pada tahun 1959, John Nash mengalami  gangguan mental yang mungkin disebabkan oleh kecemasan dalam bekerja dan kehamilan Alicia. Di kampus, ia mulai melihat banyak orang memakai dasi merah. Ia berpikir bahwa orang-orang adalah anggota sebuah organisasi rahasia komunis dan mulai memperhatikan mereka dengan hati-hati. Ketika University of Chicago menawarkan posisi bergengsi di fakultas mereka, John menolaknya, mengatakan bahwa ia dijadwalkan untuk menjadi kaisar dari Antartika. Departemen matematika melepasnya dari tanggung jawab mengajarnya,karena  berpikir bahwa ia mengalami gangguan saraf. Akhirnya, John Nash dirawat di rumah sakit swasta dekat Boston. Beliau takut dikurung, ia tidak nyaman berada di sana. Ia didiagnosa menderita skizofrenia.
                Selama dekade berikutnya, ia terus berada di kampus, bekerja secara independen pada masalah matematika. Pada tahun 1980-an, ia akhirnya mengatasi penyakit mentalnya, belajar untuk menolak suara-suara yang ia dengar di kepalanya. Pemulihan nya secara bertahap, tetapi mengizinkannya untuk perlahan-lahan menjadi sehat kembali secara mental, sehingga dia kembali berperan dalam masyarakat. Dia mengatakan bahwa pemulihan itu adalah akibat dari keputusannya untuk berpikir rasional. Pada tahun 1944, John Nash mendapat hadiah nobel untuk “Nash Equilibrum”nya.
                Dari beliau, kami belajar bahwa, yang namanya kejeniusan itu bukanlah bakat, melainkan hasil kerja keras yang tiada menyerah. Kejeniusan bukan alat untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang, melainkan keteguhan hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar